Pertamabermakna kenikmatan. Maka boleh dikatakan, "Saya memiliki tangan", dalam artian memiliki nikmat. Kedua bermakna kekuatan. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi, أُولِي الأَيْدِي وَالأَبْصَارِ Ketiga bermakna menguasai. Seperti contoh, "Saya memiliki budak". Keempat karena berfaidah mubalaghah fit-tasybih.
Kesempatanmenunaikan haji bersama suami merupakan rezeki anugerah Allah yang paling bernilai. Di depan kaabah aku luahkan segala-galanya. Hanya Allah tempat kami meminta dan memohon pertolongan. Aku puas. Hatiku kembali tenang. Semoga Allah mendengar rintihan hambanya. 32 G.O.T for Ph.D Perjuangan perlu diteruskan. Kembara ini kembara suci.
Orangtua saya masih memaksa agar saya tetap bekerja di situ dan selalu menakut-nakuti saya dengan kemiskinan. Apakah ada amalan khusus agar kuat bersabar dalam menghadapi hal ini? Jawaban: "Segala sesuatu membutuhkan pengorbanan dan perjuangan. Setelah itu, yakinlah dengan janji Allah bahwa Dia akan memberikan jalan keluar.
Yakinlahbahawa hanya Allah yang memberi rezki kepada hamba-hambaNya. Janganlah sekali kali memperkecilkan dan memandang lekeh kepada sesiapa di sekeliling kita. Saya doakan semua pelajar-pelajar menjadi insan yang berjaya di dunia dan akhirat. Amin. Sekian. Semoga memberi manfaat. (Menulis sambil menunggu sesi meeting dipagi hari). Wassalam..:)
Tag: rezeki di tangan Allah. JANGAN TAKUT DAGANGANMU TIDAK LAKU. By Admin Nasihat Sahabat | 2021-02-02T16:24:19+00:00 February 2nd, 2021 | Fikih dan Muamalah, Jual Beli, Mutiara Hadis |
Walauresikonya harus pindah dengan biaya yang besar. Allhamdulilah pasangan mendukung. Beliau kasihan lihat aku diperlakukan tidak adil. Pulang kerja kayak zombie dan kurang waktu dengan keluarga. Pasangan ingatkan aku bahwa rezeki itu di tangan Allah. Jangan pernah bergantung kepada manusia. Insya Allah akan ada yang lebih untuk aku dan keluarga.
Kesimpulannya jangan takut kalau tak ada rezeki tapi jemputlah rezeki dengan cara yang Allah redha: + Ada yang mengetuk pintu langit dengan cara setiap pagi memberi 40 nasi bungkus untuk orang miskin. Rutin dia lakukan. + Ada yang mengundang rezeki dengan cara mencium tangan ibunya lalu minta didoakan.
Rezekidi tangan Allah.. Salam, Buat pertama kalinya, Sunnah Farming kehilangan anak hidup yang pertama apabila anak kambing jantan kembar 3 yang dilahirkan baru-baru ini mati pada jam 11 pagi tadi akibat tertindih dengan ibunya. Semoga Allah akan mengurniakan ganjaran yang lebih baik lantaran ujianNya ini.. Posted by Unknown at 12:11 PM. 1
IJUPx. Rezeki sudah diatur dan dijamin oleh Allah SWT, tapi sudah seharusnya kita bekerja keras untuk menjemput rezeki sambil berdoa pada Allah. Setiap orang memiliki takaran rezeki yang berbeda-beda, namun Allah telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk di muka bumi ini. Rezeki sudah diatur oleh Allah SWT dengan kadar yang berbeda, tapi kerja keras juga diperlukan untuk membuka pintu rezeki di barengi dengan amalan-amalannya. Sebagian orang mendapatkan rezeki melimpah dalam hidupnya, tapi tidak jarang pula rezeki tersebut akan kembali ke Allah SWT. Pada dasarnya, semua itu hanyalah titipan dari Allah dan kita diharuskan untuk mengusahakan rezeki dengan ikhtiar dan tawakal. Perbedaan Rezeki dan Harta Meski sudah sering mendengar istilah rezeki dan harta, tapi masih banyak orang yang belum bisa membedakan antara rezeki dan harta. Kedua istilah tersebut mungkin terlihat sama, tapi jika kita telaah bersama, keduanya memiliki makna yang berbeda. Harta mengacu pada materi yang kita miliki, seperti uang, rumah, kendaraan, dan lain sebagainya. Berbeda dengan rezeki yang artinya lebih luas, yakni apa saja yang bisa kita nikmati dan tidak selalu dalam bentuk materi. Seseorang yang memiliki harta melimpah, belum tentu bisa menggunakan dan menikmati harta tersebut. Harta sedikit maupun banyak tidak menjamin seseorang dapat menikmati, apalagi sifat dasar manusia yang terus merasa kurang dan tidak akan puas. Selain harta yang bisa digunakan dan dinikmati, bentuk lain dari rezeki adalah kebahagiaan, teman baik, tetangga ramah, pasangan setia, kesehatan, rumah tangga harmonis, dan lain sebagainya yang membuat hati merasa lebih nyaman dan mengingat Allah SWT selalu. Apakah Rezeki itu Sudah Diatur? Dalam artikel ini, pembahasan lebih mengarah pada rezeki jadi tidak hanya terbatas pada harta. Jodoh, maut, dan rezeki merupakan suatu ketetapan yang sudah diatur oleh Allah SWT, bahkan sebelum kita lahir di dunia ini. Setiap manusia memiliki takaran rezekinya masing-masing jadi tidak perlu iri dengan rezeki yang dimiliki orang lain. Allah SWT lah yang lebih tahu tentang apa yang kita butuhkan di dunia ini sehingga rezeki yang sudah ditetapkan merupakan yang terbaik untuk hamba-Nya. Meski rezeki sudah diatur sejak kita masih di dalam kandungan, bukan berarti kita boleh bermalas-malasan, karena rezeki tidak bisa datang sendiri atau secara tiba-tiba. Perlu adanya usaha yang harus dilakukan untuk menjemput rezeki dari Allah SWT. Allah SWT akan melihat bagaimana usaha hamba-Nya dalam menjemput rezeki, apakah dengan sungguh-sungguh atau bermalas-malasan. Bisa saja Allah akan memberikan kemudahan bagi mereka yang bekerja dengan sungguh-sungguh meski rezeki telah diatur. Selain itu rezeki tidak akan tertukar dengan orang lain karena rezeki yang kita terima adalah yang Allah berikan. Sebagai manusia, tidak boleh merasa putus asa ketika mengalami kesulitan karena Allah SWT selalu memberikan jalan bagi hamba-Nya yang mau berusaha dan berpasrah pada-Nya. Sebagai penguasa bumi dan langit, Allah SWT akan menjamin rezeki bagi semua manusia yang ada di dunia ini. Meski begitu, harus menyadari bahwa rezeki tidak bisa datang sendiri jadi sudah seharusnya kita berusaha mencari dan menjemput rezeki tersebut. Dalam Asmaul Husna, Allah mempunyai sifat Ar-Razzaq Allah Maha Pemberi Rezeki. Rezeki sedikit maupun besar rasanya tidak akan cukup jika tidak mendasarinya dengan rasa syukur. Rezeki kecil dan penuh keterbatasan masih bisa mendatangkan kebahagiaan dan kenyamanan jika kita selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Sebagian orang mungkin mengalami kesulitan dalam mencari rezeki berupa harta benda, tapi tidak perlu khawatir karena Allah telah memberikan jaminan kepada semua manusia bahwa mereka akan mendapatkan rezeki jika mau berusaha. Rezeki bisa datang dari mana saja dan kapan saja jadi jangan berputus asa ketika menjumpai kesulitan dalam mencari rezeki. Bisa saja saat mengalami kesulitan, tiba-tiba tetangga memberikan rezeki yang tidak disangka, misalnya makanan, pekerjaan, sedekah dan lainnya. Allah SWT Maha Penguasa Bumi dan Langit jadi setiap manusia sudah mendapatkan jaminan rezeki dengan kadar yang berbeda-beda. Tinggal bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk menjemput rezeki sudah diatur dan ditetapkan oleh Allah SWT. Ayat tentang Rezeki yang Sudah Diatur Dalam Islam, sudah seharusnya kita menjalani kehidupan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist sehingga lebih sesuai dengan ajaran agama. Jika belum memahami datangnya rezeki pada setiap orang yang sudah diatur oleh Allah SWT, maka ayat ini akan menjelaskan. Bukan hanya satu atau dua ayat, banyak pembahasan tentang rezeki sudah ditetapkan yang ada di Al-Qur’an dan Hadist yang bisa dijadikan pedoman. Surah At-Talaq 3 Artinya “Dan Dia memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluanNya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu” Surah Al-Isra’ 31 Artinya “Dan janganlah kamu membunuh anak – anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka ialah perbuatan dosa besar” Surah Hud 6 Artinya “Dan tidak satu makhluk bergerak di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata Lauful Mahfuz”. Tirmidzi no. 2155 “Sesungguhnya awal Allah ciptakan setelah arsy, air dan dangin adalah qalam pena, kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” Baihaqi 10185 “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya. Karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat, dan bertawakalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang haram dan tinggalkan yang haram.” Dengan penjelasan ayat di atas, pasti sudah memahami bahwa rezeki telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk setiap manusia yang ada di muka bumi ini. Jadi, tidak perlu risau dan khawatir namun jangan lupa untuk bekerja keras dan terus berdoa agar pintu rezeki terbuka. Rezeki Sudah Diatur untuk Pekerja Keras Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, rezeki, jodoh, dan maut merupakan ketetapan Allah SWT yang sudah diatur semenjak manusia lahir di dunia. Sebagian orang mungkin salah paham dengan maksud rezeki sudah diatur atau sudah ditentukan. Setiap manusia mungkin sudah memiliki kadar rezekinya masing-masing, tapi bukan berarti kita hanya menengadah tangan dan menunggu rezeki itu datang. Pada dasarnya, rezeki tidak bisa datang dengan sendirinya, melainkan rezeki akan datang pada mereka yang bekerja. Sebelumnya, kadar rezeki seseorang mungkin terbatas pada mencukupi kebutuhan pokok tapi jika ia mau berusaha dan bekerja keras, Allah SWT akan memberikan kemudahan di setiap langkahnya mencari rezeki sehingga bisa berlipat lagi. Orang yang bermalas-malasan, rezeki akan kesulitan untuk mendatanginya sehingga dibutuhkan usaha dan berdoa. Sebagian besar orang sukses dengan rezeki melimpah, mereka rela bekerja keras pagi, siang dan malam sehingga rezeki yang datang lebih besar. Iringi usaha dan bekerja keras ini dengan bertawakal kepada Allah SWT karena ini merupakan amalan untuk membukakan pintu rezeki. Bekerja juga harus didasari dengan ibadah agar rezeki yang didapatkan lebih berkah sehingga mendatangkan manfaat. Sedekah Melancarkan Rezeki Bukan hanya bekerja keras dan berdoa, masih ada amalan lain yang bisa dilakukan untuk membukakan pintu rezeki agar semakin lebar. Salah satunya adalah sedekah atau berbagi rezeki kepada mereka yang membutuhkan sehingga rezeki akan lebih berkah. Rezeki yang kita dapatkan dalam hidup, bukan sepenuhnya milik kita tapi ada juga bagian dari orang lain yang harus diberikan. Meskipun prinsip sedekah adalah memberikan sebagian harta pada orang lain, tapi percayalah bahwa rezeki kita tidak akan pernah habis. Allah SWT telah memberikan jaminan kepada siapa saja yang bersedekah, bahwa rezeki akan terus mengalir, bahkan berkali-kali lipat dari apa yang diberikan. Memberikan sedekah tidak perlu melimpah, tapi ikhlas dan istiqomah dalam bersedekah menjadi hal yang penting. Seberapa pun rezeki yang kita sedekahkan tidak menjadi masalah jika kita melakukannya dengan ikhlas dan berusaha istiqomah di kemudian hari. Meski begitu, sudah seharusnya kita memberikan sedekah dengan jumlah yang pantas dan sesuai kemampuan. Bagi yang ingin bersedekah dengan tepat sasaran, percayakan saja pada Yayasan Yatim Mandiri. Kami siap membantu untuk menyalurkan sedekah pada orang yang membutuhkan. Tidak perlu khawatir rezeki akan berkurang karena rezeki sudah diatur Allah.
Sekira enam tahun lalu, aku berhenti dari pekerjaan yang sudah kutekuni kurang lebih selama 7 tahun. Makin ke sini, makin kusadari bahwa itu adalah hal terbaik yang pernah kulakukan seumur hidup. Karena banyak tanda harus resign yang sebenarnya sudah bertubi-tubi terjadi, yang akhirnya baru kuputuskan di tahun 2016 sejak tiga tahun sebelumnya sudah kurasakan ketidakberesan dalam banyak hal. Tapi dasar akunya yang pelupa. Sudah dibikin gondok, lupa. Dan akhirnya kejengkelan itu menumpuk sampai tiga tahun. Ya ampun … kalau anak orang, itu sudah bisa masuk playgroup! Resign atau Bertahan?Punya teman kerja yang toksik aja sudah makan ati, makan apa lagi kalau yang toksik itu atasanmu? Aku pernah baca quote, entah punya siapa. Tidak ada karyawan yang resign karena gaji, tapi mereka resign karena atasannya. Kutipan yang menurutku pas di antara teman-temanku yang kerap curhat tentang pekerjaannya. Dan memang, mereka lebih banyak mengeluhkan sikap atasan ketimbang gaji atau teman kerja. Ada yang atasannya perfeksionis, penuntut, pemarah, playing victim, pokoknya macam-macam. Nantinya, baru mereka mempertimbangkan kalau gajinya bisa menutupi kekurangan atasan. Malah ada yang bosnya amit-amit, gajinya pun tak kalah mengenaskan. Namun tetap, kebanyakan mereka resign karena sikap atasan, bukan karena minimnya gaji. Bahkan yang gajinya oke pun, lebih memilih keluar ketimbang tiap hari makan ati sak tidak sedikit yang memilih bertahan walau minim penghasilan, karena merasakan kepuasan batin saat melakukan pekerjaan. Tentu saja didukung dengan perasaan dihargai, bukan bekerja semata karena materi. Saking bahagianya, karyawan yang begini gak bakal kepikiran kapan harus gitu, Bos! Kalau mau punya karyawan yang anteng, jadilah atasan yang manusiawi. Dan kalau kamu bukan PNS yang atasanmu bakalan pindah atau berganti-ganti, pikir baik-baiklah kalau mau terus bertahan sementara kamu punya alasan yang masuk akal untuk Tanda Kamu Harus Keluar dari PekerjaanAku bukan mau memprovokasi kamu untuk berhenti kerja, ya. Tapi membantu menjaga kewarasan. Di saat pandemi begini, memang ada baiknya kamu pikir tenang-tenang sebelum keburu memutuskan diri off dari periuk buku Tambahkan Cinta Kurangi Benci, aku dapat sebuah kalimat yang lebih kurang berbunyi, Bahkan kalau ada cicak di kantor yang kerap muncul di ruang kerjamu, itu bisa jadi alasanmu untuk menjadikan wifi kantor sebagai alasanku untuk bertahan waktu itu. Padahal aku tinggal di kota, yang sinyal simcard apa pun relatif stabil, dan harga kuota internet gak mahal-mahal setelah resign aku malah menikmati wifi setiap hari, bisa lebih produktif menulis, lebih banyak baca buku, dan berbagai keuntungan yang gak pernah terpikir akan kudapat waktu masih bekerja. Eits nanti dulu, kondisi setiap orang berbeda-beda. Kamu cek keadaan di tempat kerjamu! Jika yang sepuluh di bawah ini kamu rasakan, berarti itu memang tanda bahwa kamu harus resign!1. Birokrasi LebayKalau dalam jam kerja kamu masih bisa keluar masuk kantor, beruntunglah! Ada banyak orang yang sekadar cari makan siang aja butuh izin atasannya. Iya, ada! Di perusahaan-perusahaan besar biasanya ini terkait dengan cuti. Kamu harus mendapat restu dari bagian ini dulu, izin dari bagian lainnya lagi, sampai sekadar berpikir untuk mendatangi mereka satu per satu pun males. Saking Banyak yang Tidak Boleh DibahasKalau kinerjamu bagus, jarang absen, sudah lama jadi karyawan di sana, tapi sekadar mencoba minta kenaikan gaji aja gak berani, berarti ada yang salah di tempat kerjamu. Ini bukan perkara keinginanmu diterima atau tidak, tapi peluang untuk diskusi itu terbuka atau tertutup?Menurut para ahli, jika segala hal memungkinkan untuk gajimu naik, tapi atasan tidak memberikannya, berarti tak ada harapan di tempat itu. Apalagi kalau kamu tidak merasa berpeluang menyampaikannya, entah perkara gaji atau apa pun. Alih-alih jenjang karier, kamu bahkan tidak dianggap berharga. 3. Kerja Malah Keluar DuitSalah satu “dosa” yang pernah aku lakukan di kantor dulu adalah manipulasi data pembelian pulpen. Gengs, untuk beli pena standar dua ribu perak pun harus izin atasan! Jadilah aku masukkan ke kwitansi fotokopi. Entah kamu bos, suami, atau ibu ke anak, kalau pelitmu kelewatan, itu hanya akan bikin “bawahanmu” juga pernah bekerja sebagai kasir bakeri, di situ mas-mas tukang panggang biasa beli korek api sendiri untuk memantik gas. Alasan ibunya bos, yang suka nongkrong di situ, korek api kan murah. Logikanya, kalau murah ya langsung beli banyak, siapin di situ! Bedanya, si mas ini tetap kerja di sana waktu aku mundur karena gak sanggup urusan sama nenek-nenek Bos Suka MenyalahkanEntah kapan memberi tugas, tau-tau bos marah-marah karena pekerjaanmu dianggap gak beres. Hm, ini sering kejadian kalau kita kerja dengan orang yang gak bisa misahin urusan rumah dengan urusan kantor. Gak kalau kamu merasa ada sesuatu yang salah. Hal kecil jadi besar, jika orang lain salah tak masalah tapi kalau kamu keliru bos langsung menyudutkan. Sudah deh, rezeki di tangan Allah. Jangan takut resign! 5. GhostingPacaran di-ghosting aja gak enak, apalagi kerjaan. Kamu ditugaskan melakukan sebuah pekerjaan, waktu kamu butuh petunjuk, yang ngasih kerjaan gak respons. Mangkel banget pasti! Kalau hal seperti itu berulang-ulang, artinya kamu harus berpikir untuk cari tempat lain yang lebih Janji PalsuKalau orang lain mendengar kata ansor terkenang penduduk Madinah, aku malah teringat salah satu kakakku. Menurutnya, ansor itu singkatan dari angin sorga, artinya janji indah yang diulang-ulang tapi tak pernah pernah diperlakukan begitu oleh petinggi di tempat kerjamu? Kalau masih hitungan bulan sih oke, tapi kalau bertahun-tahun, sebaiknya minta kepastian dan tunjukkan ketegasan. 7. Kekeluargaan PalsuSebagai makhluk sosial, kebanyakan kita mudah tersentuh dengan keramahan orang lain. Itulah celah yang digunakan bos licik untuk mendapatkan tenaga gratis. Coba ingat baik-baik, seberapa banyak pekerjaan yang dibebankan padamu yang itu gak ada hubungannya dengan urusan kantor?Bukan untuk menyebut-nyebut kebaikan, tapi memisahkan antara diberdayakan atau diperdaya, menjadi manusia bermanfaat atau manusia yang terus dimanfaatkan manusia lain. Masih ada peluang pahala lain kok, yang risiko sakit hatinya lebih kecil. Sebab jika terbiasa memanfaatkanmu, di saat kamu gak bisa memenuhi keinginannya, keramahannya akan hilang. Seolah si bos berhak memperlakukanmu sesuka dia. Gak percaya? Terus aja kerja sama dia!8. Atasan yang Selalu Mengeluh“Utang kita ke bank sudah banyak banget, kita harus lebih giat!” pernah dengar bosmu mengeluh begitu? Oke, doakan saja agar utang itu cepat terbayar tanpa perlu utang baru. Cukup sampai situ!Bukan kebijakanmu kan kantor sampai berutang? Dan cukup realistis kok kalau kamu berprasangka keluhan itu hanya tameng supaya kamu gak minta naik gaji, libur, atau kebijakan lain yang menguntungkan Tidak Ada Jatah LiburAku sih gak paham undang-undang tentang jatah libur karyawan. Perbedaan karyawan dengan buruh aja aku gak ngerti-ngerti amat, hihi kasian kamu dah baca sepanjang ini! Namun yang jelas setiap negara pasti punya UU yang melindungi warganya, termasuk UU tentang hak karyawan di tempat kerja, salah satunya perkara kamu cek perjanjian kerja yang dulu pernah kamu tanda-tangani, apakah disebutkan tentang berapa jatah libur dalam setahun, kondisi bagaimana kamu bisa mengajukan cuti, dsb. Idealnya jika itu tidak sesuai ketentuan pemerintah, kita bisa laporkan ke pihak berwenang. Tapi gak jamin sih, yuno lah kita tinggal di mana. Paling tidak seminim-minimnya, tanggal merah dan hari raya kamu bisa libur. Saat sakit kamu diizinkan tidak masuk, dapat cuti setidaknya tiga bulan untuk melahirkan, dan ada biaya lembur jika kamu bekerja di luar jam Pekerjaan yang Tak Ada HabisnyaAwalnya kamu mungkin bangga bisa mengerjakan banyak hal. Tapi hati-hati, semakin banyak yang kamu kuasai, semakin banyak yang harus kamu kerjakan. Terutama kalau kamu adalah karyawan baru, tahan diri untuk tidak memamerkan kehebatan. Kamu belum kenal medan!Kalau kamu pribadi yang lunak dengan sekian banyak skill, siap-siap aja dianggap robot. Pastikan kamu paham tabiat orang-orang di sekitarmu sebelum mereka sadar dengan banyaknya aku pribadi mendapati lima dari sepuluh tanda harus resign di atas saat bekerja. Kalau kamu cuma mendapati satu dua, mungkin ada baiknya pertimbangkan dulu sebelum mengambil keputusan superpenting untuk melepaskan luar sana ada banyak orang yang membutuhkan pekerjaan yang sudah kamu punya. Namun balik lagi, kalau setengahnya atau malah lebih dari 10 alasan untuk resign kerja itu sudah kamu alami, yakin masih mau bertahan?
Rezeki memang selalu menjadi misteri. Meski demikian, Allah subhanahu wa ta’ala memberi penjelasan atas berbagai misteri rezeki itu. Penjelasan yang akan membuat kita tak merasa khawatir tidak mendapatkannya. Rezeki secara bahasa berasal dari akar kata razaqa yang artinya a’thâ memberi dan ar-rizqu artinya al-atha’ pemberian. Bentuk rezeki pun juga bermacam-macam, bukan hanya harta tetapi kesehatan, ilmu, umur yang manfaat dan anak sholeh pun juga termasuk harta. Riwayat dari Abdullah bin Sikhir radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Manusia selalu mengatakan, “Hartaku… hartaku…” Padahal hakikat dari hartamu –wahai manusia– hanyalah apa yang kamu makan sampai habis, apa yang kamu gunakan sampai rusak, dan apa yang kamu sedekahkan, sehingga tersisa di hari kiamat”. HR. Ahmad nomor 16305, Muslim nomor 7609. Baca Juga Indeks Baca Tulis Al Quran di Wilayah Islam, Ternyata Masih Rendah Menurut hadits di atas, rezeki itu adalah apa yang dimakan, digunakan, disedekahkan, dan yang masih berada dalam tangan kita belum tentu rezeki bagi kita. Karena itu sebanyak apapun hartanya di tabungan, sekaya apapun seseorang di dunia ini, dia tidak akan mampu melampaui jatah rezekinya. Allah telah menjamin rezeki semua makhluk, baik makhluk yang ada di darat maupun di lautan. Hal ini sesuai dengan firman Allah. وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ “Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rezekinya”. QS. Hud 6 Sebagai seorang hamba Allah, kita harus yakin bahwa rezeki akan mendatangi kita, bahkan lebih cepat daripada ajal mendatangi seseorang, dengan kata lain selama orang itu masih hidup maka rezekinya juga akan terus mengalir. Hak ini pernah disampaikan oleh Rasulullah. “Sesungguhnya rezeki akan mencari seorang hamba sebagaimana ajal yang akan mencarinya”. Ibn Hibban Dalam riwayat lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.” HR. Baihaqi dalam Sunan al-Kubro nomor 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak nomor 2070 dan disepakati Adz-Dzahabi. Baca Juga Berbagai Perumpamaan Muslim Berdasar Kedekatannya dengan Al Qur’an Cara Menjemput Rezeki Dari penjelasan hakikat rezeki di atas, maka sudah seharusnya kita tetap berikhtiar dan tidak berpangku tangan. Berikut cara menjemput rezeki Berusaha semaksimal mungkin. Allah telah memberikan banyak nikmat kepada kita, salah satunya akal. Pergunakanlah akal kalian untuk mengenali diri, potensi dan bakat. Sehingga dari pengenalan diri itu dapat memunculkan ide-ide menarik, inovasi baru, dan berakhir pada terbukanya jalan rezeki kita. Dalam hal ini Allah berfirman dalam surah an-Najm ayat ke-39. وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ “Dan bahwasannya seorang manusia tiada memeroleh selain apa yang telah diusahakannya.” Takwa, mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا “…. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” QS. Ath-Thalaq2-3 Baca Juga Remaja Non-Muslim Penyandang Disabilitas Ini Bisa Hafal Surat Al Qur’an Jika kita selalu memegang teguh apa yang diperintahkan Allah, maka Allah juga akan memberikan kita rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Hal ini merupakan tanda kecintaan Allah kepada hambanya yang senantiasa meningkatkan iman dan takwa. Bersyukur Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Sedangkan bentuk bersyukur ada beberapa macam, contohnya dengan menginfakkan rezeki kita, menolong orang lain dan menjalin silaturrahim. Hal ini sesuai dengan ajaran rasulullah saw yaitu, dari Abu Hurairah, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ “ Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya “. QS. Saba’ 39 Dari Abu Hurairah, Nabi memberitahukan kepadanya “Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, Wahai anak Adam, berinfaklah, niscaya Aku berinfak memberi rezeki kepadamu”. HR Muslim “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya dipanjangkan umurnya maka hendaknyalah ia menyambung tali silaturrahim”. HR. Al-Bukhari Berdoa dan beristighfar Dari Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullah bersabda “Barangsiapa memperbanyak istighfar mohon ampun kepada Allah, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki yang halal dari arah yang tiada disangka-sangka”. Baca Juga Mencegah Santet, Guna-guna, dan Sihir Dengan Bacaan Al Quran Berikut doa-doa yang diajarkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا Artinya “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat bagi diriku dan orang lain, rizki yang halal dan amal yang diterima di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik.” HR. Ibnu Majah, no. 925 dan Ahmad 6 305, 322. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih. اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ Artinya“Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” HR. Tirmidzi no. 3563. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي وَأطِلْ حَيَاتِي عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَلِي وَاغْفِرْ لِي Artinya “Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku.” Waallahu a’lam bi showab. rin